Saturday, July 17, 2010

Bila Saya Walikota

Inilah tulisan pertamaku yang pernah dimuat di harian nasional Media Indonesia, edisi minggu

Indonesia merupakan negara hutan hujan tropis (tropical rain forest). Hampir di semua kota di Indonesia akan mengalami curah hujan yang tinggi sehingga akan banyak permasalahan rutin yang seharusnya sudah diantisipasi oleh para wali kota.
Maka, sebagai wali kota yang baik saya tidak reaktif menghadapi banjir di musim hujan. Pemimpin yang cerdas itu mencontoh kepemimpinan Nabi Yusuf AS. Sebelum masa paceklik bencana datang, seorang pemimpin wajib mempersiapkan perbekalan dan pencegahan bencana. Sebagai wali kota saya akan membuat persiapan menghadapi banjir sebelum musim hujan tiba, memerintahkan dengan tegas seluruh dinas yang terkait untuk membuat parit raksasa, membuat gorong-gorong ukuran besar di saat musim kemarau (sebelum musim hujan tiba).
Saat musim hujan tiba tidak ada lagi genangan banjir satu sentimeter pun di jalan raya kota saya. Rakyat saya dapat bepergian dengan nyaman di saat hujan, alangkah indah bukan?
Seandainya saya seorang wali kota, saya akan mengutamakan pemecahan masalah curah hujan tinggi yang bisa mengganggu kepentingan umum, seperti infrastruktur jalan dan perekonomian setiap tahunnya.

Infrastruktur jalan

Curah hujan yang tinggi di Indonesia juga membuat jalan jadi mudah berlubang apabila di sisi jalan tidak ada saluran air yang lancar. Saya tidak akan menyalahkan hujan, seperti lagu Blame it on the Rain dari kelompok musik Milli Vanilli yang sudah bubar karena tertangkap basah melakukan penipuan suara (lipsing).
Di saat musim kemarau saya akan berusaha mencegah banjir sebelum musim hujan tiba. Sebelum datang musim hujan, saya akan memerintahkan pimpinan Dinas Pekerjaan Umum (PU) membuat proyek pembuatan gorong-gorong yang lebih besar di pinggir jalan untuk menggantikan saluran air kecil dan menambal semua jalan aspal.
Saya tidak mau melihat ada jalan yang berlubang, bahkan sampai ke jalan di pelosok kota yang dilalui semua rute angkot. Karena, lubang adalah penghalang yang membahayakan pengendara, rawan kecelakaan luka-luka atau mati, membuat jalan macet, dan menghabiskan/memboroskan BBM.

Saya akan membuat kepolisian menjadi lebih profesional dalam memberikan SIM, agar tidak ada lagi supir angkutan yang berhenti mendadak di tengah jalan. Sebelum ujian teori SIM akan diadakan terlebih dahulu kuliah singkat tentang rambu-rambu dan tata tertib di jalan. Setelah kuliah langsung diadakan ujian teori. Bila ujian teori gagal, tidak akan bisa ujian praktik agar mendapat SIM.

Sehingga tidak ada lagi keadaan yang ruwet di jalan raya. Jalan raya dipenuhi supir angkutan umum yang ugal ugalan, berhenti seenaknya, sepedamotor main Serobot, main zig-zag (berbelok tiba-tiba), mobil pribadi berjalan lambat di jalur cepat/jalur kanan, dan pelanggaran tata tertib lainnya. Padahal sebagian besar dari mereka memiliki SIM.

Bila saya wali kota, sambil terus menjaga perekonomian saya juga akan memerintahkan penegakan hukum dengan adil, pembenahan sektor pendidikan yang berorientasi pada keterampilan dan wirausaha. Prinsip saya sebagai wali kota adalah ’Wajib menjaga kelancaran sektor transportasi jalan raya’ karena jalan raya adalah urat nadi kehidupan ekonomi. Selanjutnya, pendidikan dan penegakan hukum yang adil. Maka yakin lah, rakya

No comments:

Post a Comment